Rabu, 09 September 2015
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku tidak khawatir dengan sanksi yang dijatuhkan Badan Sepak Bola Dunia (FIFA) kepada Indonesia. Menurutnya, pembekuan PSSI merupakan langkah reformasi sepak bola Tanah Air agar ke depannya dapat lebih baik dan dipandang dunia.
Indonesia dihukum FIFA setelah dinilai ada campur tangan pemerintah kepada Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI). Campur tangan itu berupa intervensi terhadap aturan liga yang berbuntut pembekuan yang dilakukan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi terhadap PSSI.
Jokowi tak mencemaskan sanksi itu, karena untuk perbaikan sepak bola nasional. Sebab, selama ini citra sepak bola Indonesia sedikit banyak telah tercoreng di mata dunia.
"Tidak apa-apa kita diberi sanksi FIFA, tidak bertanding juga tidak apa-apa daripada kita kalah terus," katanya dalam pembukaan Turnamen Sepak Bola Piala Presiden di Stadion Kapten I Wayan Dipta, Bali, Minggu (30/8/2015).
Menurutnya, kebangkitan dan reformasi sepak bola memerlukan langkah yang besar. Untuk itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini meminta para pecinta sepak bola Tanah Air bersabar sehingga reformasi ini dapat berjalan mulus dan sepak bola Indonesia kembali berjaya. "Seluruh pecinta bola yang saya hormati, reformasi sepak bola, kebangkitan sepak bola memerlukan langkah besar. Jadi kita harus bersabar," tandasnya.
Pil Pahit untuk Perbaikan
Jokowi menambahkan, sanksi yang dijatuhkan FIFA merupakan pil pahit yang harus ditelan seluruh stakeholder sepak bola Tanah Air. Pil itu menjadi obat, sebelum reformasi sepak bola yang saat ini tengah dilakukan pemerintah terealisasi.
Dia mengatakan, keadaan yang dialami Indonesia sejatinya pernah dialami negara lain seperti Spanyol, Italia, Australia, ataupun negara lain sebelum mereka melakukan pembenahan pada sepak bola di negara mereka. "Keadaan ini juga dialami negara lain ketika mereka melakukan pembenahan sepak bolanya," katanya.
Menurutnya, reformasi ini merupakan pilihan yang harus diambil Indonesia untuk membangun prestasi sepak bola nasional di masa yang akan datang. Sebab, berbagai kisruh dan polemik yang terjadi di sepak bola Tanah Air sudah menjatuhkan citra dan prestasi sepak bola nasional.
"Reformasi adalah pilihan yang harus kita ambil untuk membangun prestasi sepak bola nasional di masa akan datang. Semua harus berkorban, ini pil pahit yang harus kita telan agar sepak bola kita berkembang," tandasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar